PENDEKATAN PENGALAMAN
Referensi;
Judul Buku : Strategi BELAJAR MENGAJAR
Pengarang : Drs. Syaiful Bahri Djamarah, dkk
Penerbit : RINEKA CIPTA
Tahun : 2006, Jakarta
Pengalaman adalah guru terbaik.
Pengalaman adalah guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun juga. Belajr dari pengalaman adalah lebih baik daripada sekadar bicara, dan tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar adalah kenyataan yang ditunjukkan dengan kegiatan fisik.
Pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman tidak bersifat mendidik (educative experience), karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik (miseducative experience). Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik jika guru tidak membawa anak kea rah tujuan pendidikan, akan tetapi menyelewengkan dari tujuan itu, misalnya “mendidik anak menjadi pencopet”. Karena itu, cirri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningful), kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah integrasi anak. (Pendapat WITHERINGTON).
Metode mengajar yang perlu dipertimbangkan, antara lain adalah metode pemberian tugas (resitasi) dan tanya jawab mengenai pengalaman peserta didik.
==============================================================================================================================================
Referensi;
Judul Buku : PROSES BELAJAR MENGAJAR
Pengarang : Prof. Dr. Oemar Hamalik
Penerbit : Bumi Aksara
Tahun : 2001, Jakarta.
Pengajaran berdasarkan pengalaman melengkapi peserta didik dengan suatu alternatif pengalaman belajar dengan menggunakan pendekatan kelas pengarahan guru misalnya metode ceramah. Strategi pengajaran ini menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif dengan personalisasi. Cara ini mengarahkan para peserta didik ke dalam eksplorasi yang alami dan investigasi langsung ke dalam suatu situasi pemecahan masalah/daerah mata ajaran tertentu.
Tujuan pendidikan yang mendasari strategi ini adalah:
1. menambah rasa percaya diri dan kemampuan pelajar melalui partisipasi belajar aktif (berlawanan dengan partisipasi pasif),
2. menciptakan interaksi sosial yang positif guna memperbaiki hubungan sosial dalam kelas.
Prinsip belajar sambil berbuat. Prinsip ini berdasarkan asumsi bahwa para peserta didik dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secra aktif dan personal, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep. Belajar pengalaman terutama terpusat pada pemberian kepada peserta didik pengalaman-pengalaman belajar yang bersifat terbuka dan peserta didik membimbing diri sendiri (Pendapat JOHN DEWEY).
PERBEDAAN:
- Belajar dengan menggunakan pendekatan kelas, pengarahan guru, misalnya metode ceramah.
- Metode yang digunakan adalah pemberian tugas (resitasi) dan Tanya jawab mengenai pengalaman peserta didik.
PERSAMAAN:
- Belajar dari pengalaman lebih baik dari sekedar teori materi,
- Prinsip belajar yang digunakan adalah belajar sambil berbuat,
- Menimbulkan interaksi sosial antar peserta didik,
- Interaktif dalam lingkungan kehidupan, dan
- Menambah rasa percaya diri peserta didik.
- Pengalaman yang dilakukan berdasarkan jadwal atau perintah yang diberikan oleh guru.
Rabu, 16 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar