Kamis, 19 November 2009

TEORI BIAYA PRODUKSI

Perencanaan biaya dan analisis ekonomis berhubungan erat dengan klasifikasi biaya. Klasifikasi biaya mengenalkan jenis-jenis biaya dan perilakunya dalam hubungannya dengan tujuan biaya, perubahan volume kegiatan, dan keputusan-keputusan manajemen yang terjadi di dalam sebuah perusahaan. Di dalam makalah ini, penulis akan menjabarkan tentang pembedaan biaya diantara dua jangka waktu, yaitu jangka pendek dan jangka panjang, dua jenis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan juga klasifikasi biaya menurut hubungannya dengan tujuan biaya, hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, hubungannya dengan keputusan-keputusan manajemen, contoh dari masing-masing jenis biaya, perhitungan biaya dan juga kurva biaya.
I. PENGERTIAN
Biaya produksi didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
Analisis di dalam biaya produksi harus dibedakan menjadi dua jangka waktu, yaitu biaya produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dibedakan menjadi dua bagian pula, yaitu:
1. biaya eksplisit, yaitu pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang (cek) untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk barang ataupun jasa,
2. biaya tersembunyi (imputed costs), yaitu taksiran pengeluaran atas faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan.
II. JENIS – JENIS BIAYA
Biaya dalam terminology keuangan didefinisikan sebagai pengorbanan sumber-sumber daya yang diadakan untuk mendapatkan keuntungan atau mencapai tujuan di masa mendatang.
Biaya Produksi Jangka Pendek.
Jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
Biaya dalam waktu jangka pendek terdiri atas:
1. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya:
a. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning pada suatu fasilitas.
2. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan:
a. Biaya Total (Total Cost) / TC
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TC = FC + VC
Contoh:
Diketahui : FC = Rp 120.000,00 VC = Rp 240.000,00
Ditanya : TC = …
Penyelesaian : TC = FC + VC
= 120.000 + 240.000
= 360.000
b. Biaya Variabel (Variabel Cost) / VC
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan volume output operasi perusahaan. Sebagai contoh adalah biaya pulsa telepon bulanan, biaya pengeluaran untuk upah dan bahan baku.
Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu: TC = FC + VC
VC = TC - FC
Contoh:
Diketahui: FC = 120.000 TC = 480.000
Ditanya : VC = …
Penyelesaian: TC = FC + VC
480.000 = 120.000 + VC
VC = 480.000 – 120.000
= 360.000
c. Biaya Tetap (Fixed Cost) / FC
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebagai contoh adalah biaya peneliharaan pabrik dan asuransi, biaya abonemen telepon bulanan. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penuruanan rumus tersebut, adalah: TC = FC + VC
FC = TC – VC
Contoh:
Diketahui: VC = 600.000 TC = 720.000
Ditanya : FC = …
Penyelesaian: TC = FC + VC
720.000= FC + 600.000
FC = 720.000 – 600.000
= 120.000
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost) / ATC
Biaya total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh perusahaan. Biaya total rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu: ATC = atau ATC = AFC + AVC
Contoh:
Diketahui: TC = 360.000 Q = 3
AFC = 40.000 AVC = 80.000
Ditanya : ATC = …
Penyelesaian: ATC = ATC = AFC + AVC
= atau = 40.000 + 80.000
= 120.000 = 120.000
Dengan menggunakan kedua rumus di atas, maka telah diketahui bahwa hasilnya adalah sama, yaitu Rp 120.000,00.
e. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost) / AVC
Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk memproduksi sejumlah baran (Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu: AVC =
f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost) / AFC
Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap (FC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya tetap rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: AFC =
3. Dalam hubungannya dengan keputusan-keputusan manajemen:
a. Biaya Marginal (Marginal Cost) / MC
Biaya marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan (incremental cost). Biaya marginal merupakan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya marginal dapat dihitung dengan menggunakan rumus: MCn =

Jumlah Produksi Biaya Variabel
15 600.000
19 720.000
Contoh:



Maka cara menghitung biaya marginal dari tabel di atas adalah :
MC = = 30.000
Jadi, biaya marginalnya adalah 30.000.
b. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost) / OC
Biaya kesempatan merupakan biaya atas kesempatan yang dilepas dengan tidak menempatkan sumber daya perusahaan pada nilai pemanfaatan tertingginya atau merupakan pendapatan biaya yang dikorbankan sebagai akibat kita memilih alternatif tertentu.
Sebagai contoh:
Apabila Ali kuliah sampai selesai di universitas LP3I, maka pendapatan yang diperkirakan adalah Rp 700.000,00/bulan.
Sedangkan apabila tidak kuliah dan memutuskan untuk meneruskan usaha ayahnya, maka pendapatan yang diperkirakan adalah Rp 2.000.000,00.
Bila akhirnya memilih meneruskan usaha ayahnya maka biaya kesempatan yang dikorbankannya adalah Rp 700.000,00.
Tentu saja Ali lebih suka tidak kuliah dan meneruskan usaha ayahnya, bila pendapatan yang diperkirakan jauh lebih besar dari alternatif kuliah.
c. Biaya Terbenam (Sunk Cost)
Biaya terbenam merupakan biaya atau pengeluaran yang apabila sudah dikeluarkan tidak dapat diperoleh kembali. Biaya ini terjadi apabila terdapat perbedaan antara nilai buku dari suatu asset (misalnya mensin-mesin bangunan) dengan nilai sebenarnya ketika asset tersebut dijual. Perbedaan dimana nilai jual asset sebenarnya lebih rendah dari nilai buku dapat juga disebut sebagai biaya terbenam.
Walau demikian, kondisi ini diharapkan tidak mempengaruhi kebijakan untuk penggantian mesin-mesin yang didasarkan pada biaya-biaya yang sebenarnya. Sebagai contoh:
Pada tahun kelima penggunaan suatu mesin mempunyai nilai buku secara akuntansi sebesar Rp 12 juta.
Tetapi, nilai jual sebenarnya ternyata hanyalah Rp 8 juta.
Perbedaan sebesar Rp 4 juta tersebut adalah biaya terbenam yang seharusnya tidak mempengaruhi keputusan penggantian mesin tersebut dengan mesin yang lebih efisien pada tahun kelima pemakaian mesin tersebut.
(Asumsi : umur ekonomis mesin adalah 5 tahun).

Berikut merupakan kurva dan tabel berbagai pengertian ongkos produksi jangka pendek.

Kurva biaya jangka pendek.




Tabel Berbagai pengertian biaya produksi jangka pendek

Jum-lah Produk-si Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Total Biaya Tetap Rata-Rata Biaya Variabel Rata-Rata Biaya Total Rata-Rata Biaya Marginal
0 120000 0 120000 0 0 0
120000
1 120000 120000 240000 120000 120000 240000
60000
3 120000 240000 360000 40000 80.000 120000
40000
6 120000 360000 480000 20000 60000 80000
30000
10 120000 480000 600000 12000 48000 60000
24000
15 120000 600000 720000 8000 40000 48000
30000
19 120000 720000 840000 6315,79 37894,74 44210,53
40000
22 120000 840000 960000 5545,55 38181,82 43636,36
60000
24 120000 960000 1080000 5000 40000 45000


Biaya Produksi Jangka Panjang.
Sebagaimana telah dikemukakan dalam konsep produksi jangka panjang, bahwa dalam produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel. Jadi, tidak ada input tetap. Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel (variabel cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan. Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan. Faktor-faktor produksi tersebut adalah: faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas angkutan, dan faktor tenaga kerja.
Untuk menjelaskan konsep biaya jangka panjang yang diturunkan dari jalur perluasan jangka panjang, perhatikan contoh berikut. Bayangkan bahwa suatu perusahaan tertentu hanya menggunakan dua jenis input, yaitu input modal (K), dan input tenaga kerja (L).
Perusahaan mula-mula menggunakan kombinasi input K dan L yang optimum yaitu : K=7 dan L=10 untuk memproduksi output sebesar Q1=100 unit.
Harga dari setiap input modal dan tenaga kerja, masing-masing adalah sebesar: r=$10 per unit modal, dan w = $5 per unit tenaga kerja.
Dengan demikian pada tingkat produksi Q1=100 unit, perusahaan mengeluarkan biaya total jangka panjang (LTC) = Rk + wL = ($10)(7) + ($5)(10) = $120.
Serupa dengan konsep biaya jangka pendek, kita dapat menghitung biaya rata-rata jangka panjang (LAC) dan biaya marginal jangka panjang (LMC). Dengan konsep serupa perusahaan terus berkembang dalam usaha atau produksi melalui beroperasi pada titik-titik keseimbangan produsen yang meminimumkan biaya penggunaan input-input. Garis yang menghubungkan titik-titik keseimbangan produsen sepanjang waktu ini desebut sebagai jalur perluasan jangka panjang. Berikut merupakan jalur perluasan jangka panjang dari perusahaan.

Berikut adalah bentuk umum dari kurva LMC dan LAC.



III. PENUTUP
Biaya produksi atau operasional dalam sistem industri sangat memainkan peranan penting, karena menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan antar-industri di pasar global. Hal ini desebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar 70% - 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif.
Biaya dalam ekonomi manajerial mencerminkan efisiensi sistem produksi, sehingga konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, hanya apabila pada konsep produksi kita membicarakan penggunan input secara fisik dalam menghasilkan output produksi, maka dalam konsep biaya kita menghitung penggunaan input itu dala nilai ekonomi yang disebut biaya. Sesuai dengan konsip produksi jangka pendek, di mana terdapat input tetap (fixed inputs) dan input variabel (variable inputs), maka pada dasarnya biaya yang diperhitungkan dalam produksi jangka pendek adalah biaya tetap (fixed costs) dan biaya variabel (variable costs).
Konsep biaya jangka panjang diperlukan oleh manajer untuk menentukan skala operasi dari suatu perusahaan. Dalam membuat keputusan jangka panjang, manajer harus mengetahui biaya produksi minimum dalam memproduksi setiap tingkat output tertentu. Biaya jangka pendek diturunkan dari produksi jangka pendek, sedangkan biaya jangka panjang dari jalur perluasan jangka panjang (long-run expansion path).
Analisis biaya jangka panjang sangat penting untuk mengetahui apakah suatu perusahaan beroperasi pada skala usaha yang ekonomis (economies of scale) atau tidak ekonomis (diseconomies of scale). Skala usaha ekonomi terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya rata-rata jangka panjang (LAC). Sebaliknya skala usaha tidak ekonomis terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output akan meningkatkan biaya rata-rata jangka panjang (LAC).
Jika suatu perusahaan dalam mengembangkan usaha, memproduksi produk lain yang berbeda dengan produk yang sekarang diproduksi (melakukan diversifikasi usaha), maka yang harus dipantau bukan skala usahanya tetapi lingkup usaha yang ekonomis.
Lingkup usaha ekonomis (economies of scope) terjadi apabila dalam suatu diversifikasi usaha ditandai oleh biaya produksi total bersama (joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis prosuk secara bersama adalah lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah.
Lingkup usaha tidak ekonomis (diseconomies of scope) terjadi apabila dalam suatu diversifikasi usaha ditandai oleh biaya produksi total bersama (joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama adalah lebih besar daripada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah.


DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 1994. PENGANTAR TEORI Mikroekonomi. RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Hakim, Arman. 2006. MANAJEMEN INDUSTRI. Andi: Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. 1982. PENGANTAR TEORI MIKROEKONOMI. Bima Grafika: Kuala Lumpur.

Gaspersz, Vincent. 1996. EKONOMI MANAJERIAL. Penerapan Konsep-Konsep Ekonomi Dalam MANAJEMEN BISNIS TOTAL. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Pindyck, Robert, dkk 2003. Mikro Ekonomi. INDEKS: Jakarta.

WORD VS SENTENCE

ENGLISH FOR BUSINESS: WORD VS SENTENCE
WORD
How to improve your vocabulary:
- become word-consious
- find meaning from context
- consult your dictionary
- study, practice
Arti:
- melek kata/sadar terhadap kata
- menemukan arti dari konteks
cth; they are taking heaps (heaps = so much)
- buka kamus kalau sudah benar-benar tidak tahu

SENTENCE
Combining word for expressing
Quick trick: No sense, no sentence
Issue(s) highlighted:
- subject, predicate,
- simple subject,
- normal.
VOCABULARY;
A motion picture = film, movies
A ball game = soccer, football
The new dramatic coach = mentor, tutor, instruction
The new English teacher = lecture
Meal and drink = food and beef reach (in restaurant)
Her department supervisor = manager.

Each of dan every one ► to-be_nya singular walaupun subjeknya plural (jamak).
Example; -each of the salesman is something to demonstrance.
-every one of the girls is planning to work
Neither dan either ► to-be_nya singular walapun subjeknya plural.
Example; -neither of the applicants was chosen for the position.
Beberapa lagi ► someone else’s
Than any other ► ex; Dickens wrote with more skill than any other author of this time.
Some of ► to-be_nya plural
Ex; some of the difficulty in getting new parts are due to the prolonged strike.
As (adjective) as (pronoun)
Ex; as good as mine
Comparative degree = pernyataan untuk membandingkan dua benda.
Ex; which side of the ledge is larger, the debit or the credit?

TARIK SUBSIDI BBM!

I. PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini energi dan pikiran kita selalu tertuju pada permasalahan krusial yang sedang menimpa negeri ini yakni kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Permasalahan minyak selalu menjadi perdebatan yang panjang karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Tanggal 1 Maret dini hari lalu pemerintah akhirnya memutuskan untuk menaikan harga BBM. Menurut mereka (Pemeritah), keputusan ini diambil semata-mata untuk menalangi dana APBN, merupakan sebuah keputusan yang berani. Pada awalnya pemerintah akan mengiming-imingi akan memberikan dana subsidi untuk BBM sebesar 72 Triliun rupiah. Namun, pada kenyataannya di kemudian hari, pemerintah berubah pikiran dan akhirnya mencabut dana subsidi untuk BBM. Pemerintah menganggap bahwa dana subsidi ini akan lebih bermanfaat jika dialihkan untuk sektor pendidikan, kesehatan dan dana sosial lainnya dengan metode kompensasi. Dan pada akhirnya nanti masyarakat dapat mengakses pendidikan dan pelayanan kesehatan secara gratis. Pertanyaan yang paling mendasar adalah akankah dana kompensasi tersebut benar-benar sampai ke tangan rakyat yang membutuhkan?. Hal ini wajar untuk dipertanyakan mengingat pengalaman pemerintahan yang lalu pun gagal dengan model jaringan pengaman sosialnya (JPS). Selain itu sistem bikrokrasi kita yang cukup panjang dan alot sehingga memungkinkan terjadinya kebocoran dalam penyalurannya nanti.
Mengapa harus BBM yang menjadi titik sentral dari permasalahan sekarang ini? Pertama, karena kenaikan harga BBM telah banyak membuat rakyat kita menjadi menderita, lebih-lebih kaum miskin, untuk itu harus disuarakan. Bayangkan, dengan kenaikan harga BBM harga barang-barang kebutuhan pokok ikut naik, keluarga yang tadinya bisa menyekolahkan lima orang anaknya, namun dengan kenaikan BBM mereka terpaksa tidak melanjutkan sekolah anak-anaknya hanya karena menutupi kebutuhan pokok mereka yang terus melonjak.
Kedua, penulis berpendapat isu BBM merupakan isu yang masih hangat selama kenaikan BBM belum diturunkan, minimal hingga dua atau tiga bulan ke depannya dan puncaknya akan terjadi pada bulan Mei, dimana bertepatan dengan peringatan hari Reformasi tanggal 21 Mei.
Ketiga, dengan adanya pembagian subsidi BBM yang disalurkan kepada masyarakat melalui BLT (Bantuan Langsung Tunai), pasti akan adanya penyelewengan terhadap dana-dana tersebut, walaupun dalam jumlah yang sedikit.
Dalam makalah ini, penulis akan mencoba untuk menjabarkan pendapat dari beberapa tokoh dan pendapat penulis sendiri, apakah setuju dengan ditariknya subsidi BBM dan alasannya. Mungkin ada yang mengatakan setuju dengan penarikan BBM dan ada juga yang tidak setuju dengan dilakukannya penarikan tersebut.


II. PEMBAHASAN
Pertanyaan yang cepat muncul adalah: apakah menaikkan harga BBM tidak akan memberatkan ekonomi, menambah "ekonomi-biaya-tinggi", dan menaikkan inflasi? Apa saja kendala yg akan dihadapi pemerintah kelak? Kalau itu jalan terakhir untuk menyelamatkan negeri ini mengapa tidak? Persoalannya kemudian ialah baik rakyat, maupun Pemerintah tidak siap untuk itu. Rakyat secara ekonomi belum siap sama sekali selama ini kita sudah terbiasa disubsidi pemerintah. Dari satu sisi dalam langkah peninggkatan ekonomi rakyat, pola subsidi dalam jangka panjang sangat merugikan peningkatan ekonomi bangsa karena rakyat tidak pernah tahu nilai sesungguhnya dari tiap 1 liter pemakaian BBM. Bukan hanya BBM, listrik juga begitu, semua rakyat Indonesia yang memakai listrik masih disubsidi. Dalam kaitan pembangunan ekonomi, sistem subsidi tidak positif malah membawa dampak pemahaman yang salah dari rakyatnya sendiri.
Pemerintah tidak bisa mengambil alternatif lain selain menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) akhir bulan ini. Kenaikan BBM dipilih sebagai dampak krisis energi dan pangan yang melanda dunia saat ini. Hal ini diungkapkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Amirudin setelah diterima Wakil Presiden, Jusuf Kalla, di Jakarta, kemarin. Amirudin menyatakan, Wakil Presiden tidak bisa menjalankan solusi yang ditawarkan pihaknya yaitu memotong hutang negara untuk menyelamatkan APBN. Selain itu pihaknya juga mengusulkan agar pemerintah membatasi ekspor minyak dalam negeri dan hanya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Amirudin menjelaskan Wakil Presiden keberatan dengan usulan itu karena jika dibandingkan negara lain, Indonesia tidak termasuk dalam klasifikasi negara miskin. Disamping itu secara psikologis tindakan pemerintah menaikkan harga BBM dapat menjadi pendidikan bagi rakyat untuk menjalankan tanggung jawabnya.
Jadi, kalau pemerintah kemudian mengurangi subsidi BBM, saya pikir itu wajar dan ini sangat membangun. Memang dalam beberapa waktu akan ada gejolak seperti demo, harga-harga kebutuhan pokok dan biaya produksi akan naik. Lebih baik rakyat Indonesia menikmati BBM termasuk listrik pada level harga sesungguhnya tetapi melimpah.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan, kecenderungan penggunaan BBM bersubsidi oleh kelompok masyarakat mampu mencapai Rp107,84 triliun dalam APBN perubahan 2008.
Mengapa subsidi BBM perlu dihapuskan? Jadi, BBM perlu ditarik subsidinya karena persediaannya semakin sedikit dan jumlah penduduk Indonesia yang banyak. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah benarkah subsidi BBM merupakan pengeluaran terbesar negara sehingga jika dipertahankan bakal mengancam keuangan negara?
Pencabutan subsidi bukan satu-satunya jalan keluar untuk mencegah kebangkrutan. Ada alternatif lain, yaitu;
• Mengurangi kebocoran belanja rutin, yang selama ini banyak dikorupsi. Tahun 2003 saja BPK mengumumkan kebocoran APBN mencapai 150 trilyun, dan
• Mengurangi pembayaran utang dengan cara meminta pemotongan jumlah hutang. Anehnya pemerintah menolak tawaran moratorium hutang.
Jadi, Bagaimana seharusnya proses penghapusan subsidi dilakukan? Secara bertahap dan berkesinambungan. Tidak seperti sekarang, kalau sudah terdesak, baru subsidi dikurangi. Seharusnya subsidi BBM direvisi misalnya 3 bulan sekali, ini adalah jangka waktu yang menurut saya tidak memberatkan rakyat dalam hal besar kenaikan harganya, tetapi juga cukup lama rentang waktu antara overhead administratif dalam menaikkan harga BBM. Dan tentu saja, subsidi BBM tidak perlu ditunda hanya karena takut tidak dipilih dalam pemilu mendatang.
Baik orang kaya maupun orang miskin menikmati subsidi BBM. Subsidi BBM adalah subsidi tidak langsung. Artinya bukan bensin, solar atau minyak tanah itu sendiri yang mempunyai arti. Subsidi BBM menopang daya beli masyarakat. Jika subsidi dicabut, daya beli masyarakat akan jatuh. Bahan bakar merupakan komponen setiap barang dan jasa yang kita konsumsi (pangan, sandang, perumahan, obat-obatan, layanan pendidikan). Jika subsidi dihapus, maka harga pangan, sandang, perumahan, obat dan layanan pendidikan meningkat drastis. Orang miskin akan semakin sulit menjangkau kebutuhan pokok dan layanan dasar yang harganya melambung. Dampak kenaikan harga lebih besar bagi orang miskin ketimbang bagi orang kaya.
Orang kaya memang mengkonsumsi minyak dan energi lebih banyak karena mereka punya rumah lebih besar (listrik lebih banyak, untuk penerangan, kulkas dan AC) dan punya mobil yang haus bensin. Itu memang tidak adil. Harus ada cara untuk mengoreksi ketidakadilan itu. Pencabutan subsidi bukan cara satu-satunya. Kita tak perlu membakar rumah untuk menangkap tikus.
Pemerintah memastikan tidak akan terjadi krisis pangan bila harga BBM resmi dinaikkan. Bahkan pemerintah telah menyiapkan ketersediaan stok pangan dalam rangka mengantisipasi dampak kenaikan harga pangan.
Berikut adalah pendapat yang berbeda mengenai BBM antara Priyadi dan Indra Kusumah (Presiden BEM UNPAD). Priyadi mengatakan bahwa subsidi BBM perlu dihapuskan. Alasan utamanya adalah karena BBM merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. BBM adalah hidrokarbon yang dibentuk dari proses yang berlangsung dalam skala waktu geologis. Dalam skala kehidupan manusia, BBM praktis merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Artinya, suatu saat nanti akan habis dan sebelum habis harganya akan terus meningkat. Jika BBM disubsidi dengan sistem harga retail tetap, maka besar subsidi sudah pasti akan terus membesar. Fakta ini adalah kenyataan hukum alam. Priyadi tidak setuju apabila kita mempertahankan subsidi BBM karena akan memberatkan rakyat. Subsidi BBM akan menghasilkan anggaran belanja Negara yang deficit. Akhirnya akan berimbas kepada semakin banyaknya hutang Negara atau nilai tukar rupiah yang semakin melemah. Jika subsidi dipertahankan, efeknya akan jauh lebih memberatkan rakyat daripada jika subsidi dihapuskan.
Produksi minyak Indonesia pada Agustus 2005 adalah 940 ribu barrel/hari. Ini jauh di bawah kuota OPEC yang besarnya 1,451 juta barrel/hari. Menurut data ini, produksi minyak Indonesia hanyalah 2.75% dari seluruh produksi negara-negara anggota OPEC. Apakah produksi minyak Indonesia dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri? Produksi minyak Indonesia turun 4,5% menjadi 1,13 juta barrel/hari. Sedangkan konsumsi minyak meningkat 1,4% menjadi 1,15 juta barrel/hari. Artinya, Indonesia harus mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Selain itu perlu juga dipertimbangkan bahwa tidak seperti kebanyakan negara-negara penghasil minyak lainnya, Indonesia adalah negara yang banyak penduduknya. Walaupun cadangan minyak Indonesia tidak sampai 1% dari cadangan minyak negara-negara anggota OPEC, jumlah penduduk Indonesia adalah 42% dari seluruh jumlah penduduk negara-negara anggota OPEC.
Sedangkan menurut Indra Kusumah, naiknya harga minyak dan gas dunia memang meningkatkan jumlah subsidi BBM. Tetapi, juga meningkatkan pendapatan ekspor Indonesia dari sektor minyak dan gas. Artinya, naiknya pengeluaran untuk subsidi diimbangi oleh naiknya pendapatan ekspor migas. Anggaran akan aman karenanya. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pendapatan ekspor migas kita akan meningkat bersama naiknya harga minyak di pasaran Internasional. Selain itu, Kusumah juga berpendapat bahwa subsidi tidak akan mengancam defisit anggaran.
BBM merupakan pengeluaran terbesar Negara, sehingga jika dipertahankan akan mengancam keuangan Negara. Asumsi tersebut adalah salah karena di luar belanja rutin (gaji pegawai, pembelian barang dan belanja pembangunan), pengeluaran terbesar pemerintah pusat ditempati oleh pembayaran hutang Negara. Pada hakikatnya pembayaran hutang ini adalah subsidi pemerintah kepada orang-orang kaya pengemplang hutang BLBI dan sebagainya.
Mungkin kita akan mengeluarkan pertanyaan mengenai harga BBM. Masih adakah negara lain yang harga minyaknya lebih murah dibandingkan dengan Indonesia? Jawabnya adalah ya. Negara tersebut adalah Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan Venezuela.
Selain itu, pendapatan per kapita Indonesia di bawah negara-negara lain yang harga BBMnya lebih tinggi. Jadi mengapa Indonesia mengikuti harga BBM negara-negara tersebut? Jawabnya adalah GDP atau GNP bukan merupakan parameter untuk menentukan harga sebuah produk barang yang akan kita pasarkan, tetapi ditentukan oleh: biaya pembentukan bahan baku, nilai tambah terhadap bahan baku, transportasi dan distribusi, profit bagi pelaku.
Dengan melonjaknya harga minyak dunia sampai di atas US$100 per barrel, DPR dan pemerintah menyepakati mengubah pos subsidi BBM dengan jumlah Rp153 trilyun. Artinya pemerintah sudah mendapat persetujuan DPR mengeluarkan uang tunai sebesar Rp153 trilyun tersebut untuk dipakai sebagai subsidi dari kerugian pertamina. Jika akan ada uang yang dikeluarkan?
Pengertian subsidi adalah sebagai berikut:
Harga minyak mentah US$100 per barrel.
Karena 1 barrel = 159 liter,
Maka harga minyak mentah per liter US$100 : 159 = US$0,63
Kalau kita ambil US$ 1 = Rp10.000,00
Harga minyak mentah menjadi Rp6.300,00 per liter.
Untuk memperoleh minyak mentah sampai menjadi bensin premium kita anggap dibutuhkan biaya sebesar US$ 10 per barrel Rp630,00 per barrel. Kalau ini ditambahkan, harga pokok bensin premium per liternya sama dengan Rp6.300,00+Rp630,00= Rp6.930,00. Dijualnya dengan harga Rp4.500,00. Maka rugi Rp2.430,00. Jadi perlu subsidi.
Alur pikir seperti ini benar. Yang tidak benar adalah bahwa minyak mentah yang ada di bawah perut bumi Indonesia yang miliknya bangsa Indonesia dianggap harus dibeli dengan harga di pasaran dunia US$100 per barrel. Memang konsumsi lebih besar dari produksi sehingga kekurangannya harus diimpor dengan harga di pasar internasional yang mahal.
Kalau perhitungan diatas benar, kemana perginya kelebihan Rp 35 trilyun, dan kemana uang yang masih akan dikeluarkan untuk subsidi sebesar 153 trilyun rupiah itu.
Asumsi perhitungan arus keluar masuknya uang tunai tentang BBM:
DATA DAN ASUMSI
Produksi : 1 juta barrel per hari
70% dari produksi menjadi BBM hak bangsa Indonesia.
Konsumsi 60 juta kiloliter per tahun.
Biaya lifting, pengilangan, dan pengangkutan US$10 per barrel.
1 US$ = Rp10.000,00.
Harga minyak mentah di pasar Internasional.
1 barrel = 159 liter.
PERHITUNGAN
Produksi dalam liter per tahun :
70% x (1.000.000 x 159) x 365 = 40.624.500.000
Konsumsi dalam liter per tahun = 60.000.000.000
Kekurangan yang harus diimpor dalam liter per tahun = 19.375.500.000
Rupiah yang harus dikeluarkan untuk impor ini
(19.375.500.000 : 159) x 100 x 10.000 = 121.900.000.000.000
Kelebihan uang dalam rupiah dari produksi dalam negeri
40.624.500.000 x Rp3.870 = 157.216.815.000.000
Walaupun harus diimpor dengan harga US$100 per barrel
Pemerintah masih kelebihan uang tunai sebesar = 35.316.815.000.000
Perhitungan kelebihan penerimaan uang untuk setiap liter bensin premium yang dijual,
Harga bensin premium per liter (dalam rupiah) = 4.500
Biaya lifting, pengilangan dan transportasi
US$ 10 per barrel atau per liter :
(10 x 10.000) : 159 = Rp 630 (dibulatkan) = 630
Kelebihan uang per liter = 3.870


III. PENUTUP
Memang dengan dibuatnya keputusan untuk menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), sangat menyengsarakan masyarakat banyak, terutama bagi masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah. Tetapi, penulis yakin bahwa pemerintah mengeluarkan keputusan tersebut berdasarkan pemikiran yang matang dan tidak asal-asalan. Dan untuk mengurangi beban masyarakat dalam hal ini pemerintah mengeluarkan dana subsidi BBM yang disalurkan melalui dana BLT (Bantuan Langsung Tunai).
Disisi lain, penulis juga setuju dengan pendapat Priyadi di atas yaitu penghapusan subsidi BBM. Penulis setuju dengan pendapat tersebut karena menganggap bahwa hal itu akan memanjakan masyarakat dengan iming-iming uang yang didapat walaupun hanya sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah)/bulannya yang disalurkan secara kolektif yaitu 3(tiga) bulan sekali. Dalam artian, subsidi BBM yang diberikan pemerintah kepada masyarakat akan membuat masyarakat menjadi malas untuk bekerja. Hal ini disebabkan karena masyarakat akan berfikiran primitif. Sebagai contoh masyarakat Pakistan. Masyarakat di sana berfikiran, untuk apa mereka susah payah bekerja padahal mereka sudah mendapatkan penghasilan tetap setiap bulannya tanpa harus bekerja banting tulang.
Kalau diambil kesimpulan dari pemikiran yang seperti di atas, sesungguhnya pemberian subsidi BBM dari pemerintah kepada masyarakat merupakan satu hal yang sangat tidak mendidik dan mungkin dapat merubah pemikiran masyarakat banyak yang tadinya akan bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, bahkan berubah menjadi malas untuk bekerja karena sudah ada topangan hidupnya.
Jadi, apapun pendapat yang kita sampaikan mengenai setuju atau tidak setujunya dilakukan peningkatan harga BBM dan penarikan subsidi BBM, semua dari pendapat itu akan menghasilkan sisi baik dan juga sisi buruk.
1. peningkatan harga BBM
Dengan dinaikkannya harga BBM berarti menambah jumlaj subsidi. Selain itu juga akan meningkatkan pendapatan ekspor Indonesia. Tetapi sisi buruk atau dampak dari peningkatan harga BBM adalah kesenjangan sosial yang terjadi dimana-mana, sebagai contoh satu keluarga yang tadinya dapat menyekolahkan lima orang anaknya sekarang tidak bisa lagi karena sibuk memikirkan bagaimana cara untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya.
2. penarikan subsidi BBM
Dengan ditariknya subsidi BBM, akan mengurangi pemikiran primitif masyarakat akan kesungguh-sungguhan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan dampak buruk dari penarikan ini adalah lenyapnya harapan dari sebagian masyarakat yang mungkin dengan adanya pemberian subsidi ini, dapat membantu kebutuhan hidupnya sehari-hari.
GDP (Gross Domestic Product) dan GNP(Gross National Product) mungkin hanya berpengaruh secara tidak langsung terhadap biaya yang dikeluarkan untuk membayar sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pembuatan produk.
Karena itu, BBM tanpa subsidi di Indonesia kemungkinan besar akan lebih murah daripada sebagian besar negara-negara lain. Sedangkan profit bagi pelaku bisnis BBM hanya dapat diminimalkan jika terdapat pelaku bisnis lebih dari satu entitas dan tidak berlaku sistem kartel.


DAFTAR PUSTAKA

http://id.voi.co.id/news/6/tahun/2008/bulan/05/tanggal/14/id/1701/


http://priyadi.net/archives/2005/09/23/dukung-kenaikan-harga-bbm-2/


http://aryantoabidin.blogspot.com/atom.xml

http://economy.okezone.com/index.php/readstory/2008/05/18/19/110290/19/bappenas-rp07-84-t-subsidi-bbm-dikonsumsi-orang-kaya

http://www.pacific.net.id/pakar/sadli/0797/

http://mfahmia2705.blogspot.com/2005/09/daftar-harga-bbm-di-beberapa-negara.html

http://sijorimandiri.net/fz/index.php?option=com-content&task=blogcategory&id=0&Itemid=32

BANGSA, NEGARA, DAN HUBUNGANNYA DENGAN TATA MASYARAKAT DAN HUKUM

1. BANGSA DAN NEGARA
a. Pengertian Bangsa dan Negara
Bangsa (nation) adalah suatu kelompok sosial yang menganut ideologi, kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat yang sama, dan adanya unsur-unsur homogen tertentu yang mempersatukan kelompok-kelompok di dalam masyarakat bangsa itu.
Selanjutnya Ben Anderson merumuskan pengertian secara unik. Menurut pengamatannya, bangsa merupakan komunitas politik yang dibayangkan (imagined political community) dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat.
Komunitas politik adalah sekelompok masyarakat yang hidup bersama berdasarkan sistem nilai tertentu di dalam suatu wilayah tertentu di bawah pimpinan suatu pemerintahan yang sah. Dasar suatu komunitas politik adalah suatu sistem nilai yang mampu menumbuhkan identitas bersama dan dapat menciptakan solidaritas antara anggota-anggotanya. Ada tiga unsur yang terkandung dalam identitas bersama tersebut, yaitu nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol.
Sedangkan negara dapat diartikan sebagai suatu organisasi publik dalam skala besar dengan karakteristik yang khas yang memiliki otoritas dalam pembuatan kebijakan publik yang memiliki daya pengaruh ke seluruh masyarakatnya.
Berikut ini adalah pengertian negara dari berbagai pakar.
1. Menurut Bluntschli
Negara adalah suatu diri rakyat dalam suatu organisasi politik di suatu daerah tertentu.
2. Menurut Leon Duguit
Negara adalah kekuasaan orang-orang yang kuat, yang memerintah orang-orang yang lemah, dan kekuasaaan orang-orang yang kuat tersebut, diperoleh karena faktor-faktor politik.
3. Menrut Por. Longmann
Negara adalah gabungan antara suatu organisasi kekuasaan (yang penuh kewibawaan).
4. Menurut Roger H. Saltau
Negara adalah alat yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
5. Menurut Max Weber
Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoliti dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
6. Menurut Djokosoetono
Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia-manusia yang berada di bawah suatu pemerintah yang sama.
b. Proses Pembentukan Bangsa dan Negara
Beberapa macam teori terbentuknya negara yang lain (teori kontrak sosial/social contract), yaitu:
Teori Perjanjian : teori ini menganggap bahwa suatu negara itu terbentuk berdasarkan perjanjian bersama, baik antara orang-orang yang sepakat mendirikan suatu negara maupun antara orang-orang yang menjajah dengan yang dijajah.
Teori Kenyataan : teori ini menganggap bahwa memang sudah kenyataannya berdasarkan syarat-syarat tertentu yang dipenuhi, sehingga negara itu dapat timbul.
Teori Ketuhanan : teori ini menganggap bahwa memang sudah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa negara itu timbul.
Teori Penaklukan : menganggap bahwa negara itu timbul karena serombongan manusia menundukkan rombongan manusia yang lain, sehingga dengan demikian negara didirikan berdasarkan pemberontakan, proklamasi, peleburan, atau penguasaan.
Teori Kekuatan : menganggap bahwa negara itu timbul karena serombongan manusia yang mengalahkan rombongan manusia lain. Rombongan manusia yang lebih kuat ini kemudian membuat hukum.
Teori Organis : teori ini menganggap bahwa negara itu sebagai manusia. Pemerintah dianggap sebagai tulang, undang-undang dianggap sebagai saraf, kepala negara dianggap sebagai kepala, dan masyarakat dianggap sebagai daging. Dengan demikian negara itu lahir, tumbuh, berkembang, dan akhirnya mati.
Teori Alamiah : teori ini mengaggap bahwa negara itu adalah ciptaan alam yang sudah terbentuk, tumbuh, dan berkembang secara alami. Kemudian karena manusia ditakdirkan untuk hidup bernegara.
Teori Historis : teori ini menganggap bahwa negara itu lembaga-lembaga sosial yang kenegaraannya tidak dibuat dengan sengaja, tetapi tumbuh secara evolusioner, sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan situasi dan kondisi ruang dan waktu manusia. Oleh karenanya, lembaga-lembaga sosial kenegaraan itu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dari lingkungan setempat tersebut, waktu dan tuntutan zaman. Sehingga secara historis berkembang menjadi negara-negara sebagaimana yang kita lihat seperti sekarang ini.
c. Bentuk Negara
Berikut ini adalah macam-macam bentuk dari negara :
1. Negara Kerajaan
Negara Kerajaan, kepala negaranya dijabat secara turun-temurun, dengan gelar berbagai jenis. Misalnya kaisar, ratu, raja, sultan, maharani, syah, atau lain-lain sesuai dengan budaya negara tersebut.
Sebagai contoh kita lihat Kerajaan Inggris dan Kerajaan Jepang, negara ini begitu maju dan kuno disaat teknologi mereka yang semakin canggih mengikuti perkembangan zaman, mereka tetap mempertahankan tradisional budayanya.
2. Negara Republik
Negara Republik adalah suatu negara yang kepala negaranya dijabat oleh seorang Presiden.
d. Syarat-syarat Negara
Ada empat syarat pokok terbentuknya suatu negara, yaitu sebagai berikut:
1. Adanya pemerintahan
Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan negara. Pemerintah adalah badan yang mengatur urusan sehari-hari, yang menjalankan kepentingan-kepentingan bersama. Pemerintah melaksanakan tujuan-tujuan negara, menjalankan fungsi-fungsi kesejahteraan bersama.
2. Adanya wilayah
Wilayah dalam sebuah negara merupakan unsur (syarat) yang harus ada, karena tidak mungkin ada negara tanpa ada batas-batas teritorial yang jelas. Secara mendasar, wilayah dalam sebuah negara biasanya mencakup:
• Daratan (wilayah darat) ; dibatasi oleh wilayah darat dan atau laut (perairan) negara lain.
Perbatasan antar dua negara, dapat berupa ;
o Perbatasan alam ; seperti sungai, danau, pegunungan atau lembah.
o Perbatasan buatan ; seperti pagar tembok, pagar kawat, tiang tembok.
o Perbatasan menurut Ilmu Pasti, yakni dengan menggunakan ukuran Garis Lintang atau Bujur pada peta bumi.
• Perairan (wilayah laut/perairan) ; yang menjadi bagian atau termasuk wilayah suatu negara disebut perairan atau laut teritorial dari negara yang bersangkutan.
• Udara (wilayah udara) ; berada di atas wilayah darat (daratan) dan wilayah laut (perairan) teritorial suatu negara merupakan bagian dari wilayah udara sebuah negara.
3. Adanya warga negara (rakyat atau masyarakat)
Rakyat dalam konteks ini diartikan sebagai sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
4. Adanya pengakuan Kedaulatan oleh Negara Lain
Kedaulatan adalah hak supremasi wewenang secara merdeka dan bebas dari dominasi negara lain. Ini berarti, negara itu memperoleh pengakuan secara internasional.
e. Sistem Pemerintahan
Berbagai macam sistem pemerintahan, adalah sebagai berikut;
1. Sistem Pemerintahan Parlementer
Menurut S.L. Witman dan J.J. Wuest mengemukakan empat ciri dan syarat sistem parlementer yaitu sebagai berikut:
a. sistem parlementer berdasarkan atas prinsip-prinsip pembagian kekuasaan.
b. Terjadi tanggung jawab berbalas-balasan antara eksekutif dan legislatif.
c. Terjadi pertanggungjawaban bersama (timbal balik) antara PM (Perdana Menteri) dengan kabinetnya (dewan menteri-menteri).
2. Sistem Pemerintahan Presidensial
Dalam sistem pemerintahan presidensial, pertanggungjawaban para menteri kepala departemen negara ditujukan kepada presiden.
Menurut S.L. Witman dan J.J. Wuest mengemukakan empat ciri dan syarat sistem presidensial, yaitu sebagai berikut:
a) Sistem presidensial berdasarkan atas prinsip-prinsip pemisahan kekuasaaan,
b) Eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk membubarkan parlemen, dan juga tidak harus berhenti sewaktu kehilangan dukungan mayoritas anggota parlemen.
c) Dalam hal ini tidak ada tanggung jawab yang berbalasan antara presiden dan kabinetnya, karena pada akhirnya seluruh tanggung jawab sama sekali tertuju kepada presiden (sebagai kepala pemerintahan).
d) Presiden dipilih langsung oleh para pemilih.
3. Sistem Pemerintahan Campuran
Dalam sistem pemerintahan campuran ini diusahakan mencari hal-hal yang terbaik dari sistem parlementer dan presidensial.
4. Sistem Pemerintahan Proletariat
Dalam sistem pemerintahan proletariat ini usaha pertama sebenarnya juga ditujukan untuk kemakmuran rakyat banyak (kaum proletariat), tetapi karena rakyat banyak dihimpun dalam organisasi kepartaian (buruh, tani, pemuda, wanita) maka akhirnya menjadi dominasi partai tunggal yang mutlak, dan partai tunggal tersebut adalah komunis.
2. HUBUNGAN ANTARA TATA MASYARAKAT, NEGARA, DAN HUKUM
a. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Aristoteles mengatakan bahwa manusia itu ”Zoon Politicon”: artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk sosial, pada dasarnya ingin selalu berkumpul dengan sesamanya. Manusia sebagai makhluk individu memang mempunyai kehidupan jiwa sendiri, namun sebagai makhluk sosial tidak mungkin memisahkan diri secara total dari masyarakat. Karena sejak lahir, hidup, dan berkembang, sampai meninggal dunia, selalu berada di dalam masyarakat. Dalam arti kata membutuhkan pertolongan manusia lainnya.
Tujuan manusia hidup bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhannya tersebut menunjukkan bahwa di antara sesama anggota masyarakat terjadi hubungan atau kontak dalam rangka mencapai dan melindungi kepentingannya.
Ada empat kaidah sosial yang menjadi pedoman manusia untuk berperilaku dalam masyarakat. Pertama, kaidah agama atau kaidah kepercayaan yaitu kaidah sosial yang asalnya dari Tuhan dan berisikan larangan-larangan, perintah-perintah, dan anjuran-anjuran.
Kedua, kaidah kesusilaan adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati manusia. Suara hati manusia menentukan perbuatan mana yang baik dan perbuatan mana yang buruk. Oleh karenanya kaidah kesusilaan bergantung pada tiap pribadi manusia. Manusia itu berbuat baik atau berbuat buruk karena bisikan suara hatinya. Kaidah kesusilaan adalah batin manusia itu sendiri.
Ketiga, kaidah kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan dalam masyarakat tertentu. Kaidah kesopanan dasarnya adalah kepantasan, kebiasaan, atau pula kaidah sopan santun, tata krama atau adat.
Keempat, kaidah hukum adalah peraturan yang dibuat atau yang dipositifkan secara resmi oleh penguasa masyarakat atau negara, dan berlakunya peraturan tersebut, dapat dipaksakan oleh aparat masyarakat atau aparat negara. Kaidah hukum tidak mempersoalkan apakah sikap batin seseorang itu baik atau buruk.
b. Hubungan antara Masyarakat, Negara, dan Hukum
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa manusia itu sebagai makhluk sosial yang hidup di masyarakat, selalu mengadakan kontak sosial dengan sesamanya dan tidak dapat berbuat menurut kehendaknya, karena sikap dan tingkah lakunya dibatasi oleh ketentuan-ketentuan.
Menurut buku Carlton Clymer Rodee dijelaskan bahwa hukum dipandang oleh para filosof politik dan filosof hukum sebagai ”the hallmark”, hal yang sangat diperlukan oleh negara untuk mengatur tata kehidupan melalui aturan-aturan yang bersifat mengikat atau yang dapat dipaksakan pemanfaatannya.
Dari segi ilmu politik, hukum diartikan sebagai proses-proses, azas-azas, patokan-patokan, dan aturan-aturan yang menentukan pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lembaga, antara yang berkewenangan mengatur dan memerintah dengan yang diatur dan diperintah, dan untuk menanggulangi serta menyelesaikan soal-soal perbedaan kepentingan antara manusia-manusia dan lembaga-lembaga dalam suatu pengelompokan masyarakat yang terpadu.
c. Hubungan antara Hukum dan Negara
Menurut konferensi Montevidec 1933, menentukan bahwa negara sebagai subjek hukum internasional harus memiliki kualifikasi-kualifikasi. Yaitu penduduk yang tetap, wilayah tertentu, pemerintah, dan kemampuan mengadakan perjanjian dengan negara lain. Artinya dianggap cakap untuk mengadakan perbuatan hukum, misalnya saja mengadakan perjanjian-perjanjian dengan negara yang berdaulat lainnya.
Jadi, kedaulatan yang sempurna tidak hanya memandang negara secara de facto saja, karena mungkin saja negara itu dalam kenyataannya ada, tetapi tidak mendapat pengakuan dari negara-negara lainnya.
Negara dan hukum sebenarnya saling berpengaruh. Menurut teori kedaulatan negara, negaralah yang dianggap sebagai sumber dari segala kekuasaan dalam wilayah suatu negara.
d. Hubungan antara Negara, Hakikat Kekuasaan, dan Warga Negara
Perwujudan kedaulatan internal suatu bangsa secara jelas dapat dilihat dengan adanya hak atau monopoli di bidang hukum. Dengan monopoli hukum dimaksudkan bahwa negara memiliki hak untuk melaksanakan kekuasaan tertinggi yang telah ada atau yang telah ditetapkan.
Adapun sifat-sifat yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Sifat menentukan, maksud sifat ini adalah hanya negara yang dapat menentukan bahwa semua orang yang berada dalam negara itu adalah warga negaranya,
b. Sifat menetapkan, maksudnya adalah hanya negara yang berwenang untuk menetapkan peraturan perundang-undangan yang bersifat mengikat dan memaksa terhadap para warga negaranya dalam batas daerahnya.
c. Sifat menuntut, maksudnya adalah hanya negara yang dapat menuntut terhadap orang-orang yang berada di dalam wilayahnya untuk melakukan sesuatu, membayar pajak atau melaksanakan milisi demi kepentingan pembelaan negara.
d. Kekuasaan negara merupakan kekuasaan tertinggi daerah teritorialnya dan kekuasaan tersebut dapat mengatasi semua kekuasaan organisasi-organisasi masyarakat lainnya.
Negara sebagai badan yang bertujuan mencapai kesejahteraan rakyatnya, negara harus mengusahakan adanya ketertiban. Karena itulah negara mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki badan-badan lain, yaitu sebagai berikut:
a. sifat memaksa, negara harus berusaha menertibkan masyarakat dan selalu harus menghindari terjadinya anarkhi.
b. Sifat monopoli, hanya negara yang menetapkan tujuan bersama dari masyarakat, artinya negara mempunyai monopoli dalam hal itu.
c. Sifat mencakup semua, yang dimaksud di sini adalah bersifat umum, misalnya semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang.
KESIMPULAN
Pada dasarnya setiap kelompok manusia yang membentuk suatu kesatuan yang disebut negara harus memiliki hukum/norma yang berlaku bagi setiap warga negara, agar tercapainya masyarakat yang madani dan dapat mewujudkan negara yang berlandaskan pancasila baik dalam lambang/simbol dan pelaksanaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Oleh karena itu, penegakan hukum di negara kita ini haruslah tegas atau sesuai dengan fungsi-fungsi, norma-norma, dan hukum-hukum yang secara nyata di dalam kehidupan masyarakat. Oleh para pemerintah, baik itu kepala negara dan fungsionalis di dalam bentuk pemerintahan, sebagai pedoman perilaku untuk menuju kehidupan pembangunan ke masa depan yang lebih maju untuk memasuki kehidupan era globalisasi ini.

SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

DEFINISI
Sistem => suatu susunan yang teratur dari kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dan susunan prosedur-prosedur yang saling berhubungan, yang melaksanakan dan mempermudah kegiatan-kegiatan utama organisasi/institusi.
Informasi => data yang telah diproses/diolah sehingga memiliki arti atau manfaat yang berguna.
Data => fakta-fakta, angka-angka atau statistic-statistik yang daripadanya dapat menghasilkan kesimpulan.
Manajemen => sebagai PROSES, manajemen adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama-sama atau melibatkan orang lain demi mencapai tujuan yang sama.
Sebagai SUBYEK, manajemen adalah orang (atau orang-orang) yang melaksanakan kegiatan tersebut.
Sistem Informasi Manajemen => jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu system (terintegrasi) dengan maksud memberikan informasi (yang bersifat intern dan ekstern) kepada manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan.
MANAJEMEN INFORMASI
Manajer mengelola 5 jenis sumber daya:
1. manusia,
2. material,
3. mesin (termasuk fasilitas dan energi)
4. uang (money)
5. informasi (termasuk data)
Sumber daya fisik (no. 1 s/d 4) akan dikelola setelah diperoleh, agar saat diperlukan sumber daya tersebut siap digunakan secara maksimal, bila perlu diganti sebelum sumber daya tersebut menjadi tidak efisien/usang. Contoh penggantian sumber daya: upgrade mesin, rekruitmen pegawai baru, dsb.
Tugas manajer meliputi: pengelolaan sumber daya fisik dan mencakup pengelolaan sumber daya konseptual.
Alasan perlu diberkan perhatian pada Manajemen Informasi:
A. Kompleksitas kegiatan bisnis meningkat:
1. Pengaruh ekonomi internasional
2. Persaingan dunia
3. Kompleksitas teknologi yang semakin meningkat
4. Batas waktu yang singkat
5. Kendala-kendala social
B. Kemampuan komputer yang semakin baik
Pemakai semakin tahu bagaimana ‘mendayagunakan’ computer untuk membantu pekerjaanya.
KEAHLIAN MANAJEMEN
Seorang manajer yang berhasil harus memiliki banyak keahlian, tetapi ada dua yang mendasar, yaitu: keahlian komunikasi dan keahlian pemecahan masalah.
EVOLUSI SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
1. Fokus awal pada data,
2. Fokus baru pada informasi
3. Fokus revisi pada pendukung keputusan (DSS)
4. Fokus kini pada komunikasi (Otomatisasi Kantor)
5. Fokus potensial pada konsultasi (system pakar)
FAKTOR PENDUKUNG MENUJU “END-USER COMPUTING”
1. Meningkatnya pengetahuan tentang computer (knowledge)
2. Antrian jasa informasi (time-process)
3. Perangkat keras yang murah (technology-hardware)
4. Perangkat lunak siap pakai (technology-software)

Senin, 02 November 2009

KEMISKINAN SEBAGAI KETERBATASAN

I. PENDAHULUAN
Makalah ini akan membahas mengenai upaya-upaya pengentasan kemiskinan yang pernah dilakukan, bagaimana bentuk-bentuknya, dan akhir keberhasilannya. Tentu saja harus diakui bahwa makalah ini bukan hasil dari studi yang mendetail mengenai keberhasilan atau kegagalan dari suatu bentuk upaya pengentasan kemiskinan yang pernah dilakukan, tetapi makalah ini lebih berisi pikiran kasar yang coba dikemukakan berkaitan dengan kenyataan bahwa sampai saat ini bagaimanapun masalah kemiskinan belum bisa diatasi.
Kemiskinan adalah suatu fakta yang dapat kita temui dengan mudah di sekitar kita. Tidak perlu kita mengadakan suatu penelitian yang serius dan mendetail untuk dapat menggambarkan apa itu kemiskinan. Di Indonesia sekarang ini, kemiskinan dan orang-orang miskin menjadi pemandangan yang paling dominan sejauh mata kita memandang. Apabila penulis berjalan di sekitar wilayah lingkungan tempat tinggal penulis, yaitu daerah Kelurahan Sei Agul, maka dengan mudah penulis dapat menangkap realitas kemiskinan di sepanjang jalan yang hanya memakan waktu lebih kurang 20 sampai 30 menit.
Ketika berjalan ke daerah perempatan lampu merah daerah Glugur Kota, maka kita sudah disuguhi dengan nyanyian dari para pengamen jalanan dan makanan kecil oleh para pedagang asongan. Selain itu, juga akan terdapat pula para pengemis dan gelandangan yang beraksi meminta belas kasihan berupa uang receh saat lampu merah kepada pengendara sepeda motor, mobil maupun angkutan kota. Di daerah persimpangan Sekata juga banyak tukang becak yang sedang menunggu penumpang yang turun dari angkutan kota. Begitu memasuki daerah Sekata maka dapat kita temukan para pemulung yang akan mencari barang-barang bekas ke perumahan penduduk sekitar dan ada pula yang akan menyusuri sungai sampai batas yang tertentu untuk memungut barang bekas yang hanyut terbawa arus sungai.
Semua kenyataan ini kemudian menyadarkan kita bahwa ternyata ada banyak sekali orang miskin yang ada di daerah sekitar kita. Kemiskinan bukan lagi suatu konsep/istilah abstrak yang kita dengar dalam siaran-siaran televise yang kenyataan kongkretnya tidak pernah kita lihat, tetapi kemiskinan kemudaian tiba-tiba menjadi realitas pahit yang seketika itu berada di hadapan kita. Kemiskinan itu kita tangkap sebagai kepahitan yang riel dalam diri orang-orang miskin seperti; para pengamen, pedagang asongan dan kaki lima, para tukang becak dan orang-orang yang kita jumpai di sepanjang perjalanan 20 sampai 30 menit itu.
Pengamatan selama lebih kurang 20 sampai 30 menit tersebut sudah memberikan gambaran yang begitu besar mengenai realitas kemiskinan di sekitar lingkungan penulis. Dan apabila penulis melakukan pengamatan yang seksama dan teliti dalam jangka waktu yang panjang dan terus-menerus, tentu akan menangkap realitas kemiskinan yang jauh lebih besar lagi.
Kemiskinan bukanlah realitas yang sederhana yang bisa diatasi dengan cara-cara mudah dan sederhana pula. Namun demikian, kita semua optimis bahwa kemiskinan bukan pula suatu masalah yang tidak bisa diatasi sama sekali.
Upaya untuk mengatasi kemiskinan sudah dilakukan oleh banyak pihak yang dapat dikategorikan memiliki perekonomian yang tinggi. Salah satu contohnya adalah saudara kandung dari penulis dan beberapa pemuda-pemudi yang bertempat tinggal di sekitar rumah penulis, mendapatkan pekerjaan dari orang yang juga bertempat tinggal di sekitar rumah penulis, yang merupakan pemilik usaha dagang perikanan yang berdomisili di daerah Belawan. Banyak dari penduduk Indonesia yang sangat mudah jatuh ke dalam jurang kemiskinan oleh fakta-fakta seperti; sakit dan kemudian tidak bisa bekerja, pemutusan hubungan kerja (PHK), bencana alam dan lainnya.

II. PEMBAHASAN
Definisi menurut ilmu sosial
Ilmu-ilmu sosial membedakan antara kemiskinan mutlak dan kemiskinan relatif, tetapi pada umumnya kedua hal ini saling berkaitan. Yang dimaksud dengan kemiskinan mutlak adalah suatu keadaan dimana kebutuhan-kebutuhan pokok yang primer seperti pangan, sandang, papan, kesehatan (air bersih, sanitasi), kerja yang layak dan pendidikan dasar tak terpenuhi, apalagi kebutuhan-kebutuhan sekunder seperti misalnya partisipasi, rekreasi atau lingkungan hidup yang menyenangkan. Kemiskinan mutlak ini merupakan keadaan kekurangan secara fisik yang dalam bentuk ekstrimnya bisa menimbulkan kematian. Kekurangan pangan dapat menyebabkan kelaparan yang akhirnya menimbulkan penyakit busung lapar misalnya dan akhirnya membawa orang miskin itu kepada kematian. Hal yang sama bisa terjadi jika orang tidak punya sandang atau papan yang cukup dan memadai untuk menunjang kehidupannya. Kemiskinan mutlak ini menyebabkan orang tidak bisa tumbuh dan mengembangkan seluruh potensinya secara maksimal. Misalnya saja seorang pengamen yang sering kali saya temui dalam perjalanan 20 sampai 30 menit dalam perjalanan menuju kampus, ada cukup banyak dari para pengamen itu yang suaranya memang sungguh bagus daripada teman saya yang tamatan dari Sekolah Menengah Musik.
Saya berpikir, kalau mereka memiliki cukup uang untuk melatih suara mereka dalam sekolah-sekolah musik yang berkualitas, mungkin mereka akan menjadi penyanyi bagus dan terkenal. Tetapi kenyataannya mereka tidak memiliki uang sebagai sarana untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya itu, sehingga ia hanya mentok sebagai pengamen jalanan saja.
Hal yang sama juga bisa terjadi pada potensi-potensi lain dari seorang anak manusia yang miskin. Bakat seni, otak yang brilian, kemampuan motorik yang baik dan laiinnya hanya menjadi potensi terpendam yang selamanya terpendam. Potensi-potensi yang diakruniakan oleh Tuhan untuk membekali kehidupannya tidak bisa ia gunakan sampai ia kembali lagi kepada-Nya dalam kematian. Saya membayangkan betapa maju dan indahnya dunia ini seandainya semua manusia dapat mengembangkan seluruh potensi yang ada di dalam diri mereka. Selain itu, kemiskinan mutlak juga membuat seseorang tidak dapat menggapai cita-citanya. Saya percaya bahwa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak mempunyai cita-cita dan mimpi.
Sedangkan yang kedua, kemiskinan relatif menyangkut pembagian pendapatan nasional dan berarti ada perbedaan yang mencolok antara berbagai lapisan atau kelas dalam masyarakat. Jadi, kemiskinan relatif harus diatasi, karena kemiskinan relatif biasanya berkaitan dengan masalah ketidakadilan dan ketidakmerataan pendapatan nasional. Dalam konteks Indonesia secara khusus, kebanyakan orang yang miskin relatif biasanya juga miskin mutlak. Oleh sebab itu, masalah yang paling urgen untuk dipikirkan dan diatasi dalam konteks Indonesia adalah kemiskinan mutlak.
Analisis penyebab kemiskinan
Apakah kemiskinan suatu takdir? Kalau memang kemiskinan adalah suatu takdir, berarti memang sudah ketetapan Allah SWT bahwa di dunia ini harus ada orang yang miskin, maka penyebab kemiskinan adalah jelas, Allah! Dan kalau sudah demikian tidak ada usaha apa pun yang bisa kita lakukan untuk menyingkirkan kemiskinan dari kehidupan manusia karena memang Allah menghendaki keberadaannya. Dan seluruh usaha manusia untuk mengentaskan orang-orang miskin dari keadaannya yang miskin itu akan sia-sia.
Biasanya ada dua faktor (pendekatan) yang dipakai untuk memahami penyebab terjadinya kemiskinan, yaitu faktor individual dan faktor struktural. Yang dimaksud sebagai faktor individual adalah bahwa kemiskinan seseorang tidak lain disebabkan oleh orang itu sendiri, misalnya saja kemalasan dan kebodohan. Dibandingkan dengan orang jepang atau orang Barat, orang Indonesia dinilai lebih santai (malas) dalam bekerja. Itulah sebabnya Negara-negara barat dan Jepang jauh lebih kaya dan maju, sedangkan Indonesia tetap menjadi Negara yang miskin dan tertinggal.
Kalau kita kembali melihat para pedagang asongan dalam perjalanan 20 sampai 30 menit di atas, sebagian dari mereka ternyata tidak bisa digolongkan sebagai orang-orang yang malas dan kurang bekerja keras.
Mereka memiliki jam kerja yang jauh lebih panjang daripada pekerja formal, dan kalau melihat bagaimana mereka selalu mengejar dan turun-naik dari satu angkutan kota ke angkutan kota lainnya, mereka bukanlah termasuk orang yang bekerja dengan setengah hati. Sehingga pertanyaannya kemudian adalah “mengapa orang yang begitu rajin dan sungguh-sungguh dalam bekerja tetap saja menjadi orang yang miskin?” Tampaknya faktor kemalasan tidak bisa menjadi jawaban lagi di sini. Oleh sebab itu, kita harus mulai mencari faktor-faktor penyebab lainnya.
Lalu kita menemukan kebodohan. Ternyata orang itu tidak berpendidikan sehingga ia tidak bisa mengembangkan usahanya. Lalu kita bertanya mengapa orang itu tidak berpendidikan? Mengapa dia tidak sekolah? Mengapa biaya sekolah mahal? Dan mengapa sekolah A seakan-akan hanya diperuntukkan bagi anak-anak dari golongan A saja, karena anak-anak dari golongan B walaupun pintar tetap tidak bisa masuk ke sana? Kalau kita sudah sampai pada pertanyaan-pertanyaan seperti ini, maka kita merasa bahwa pendekatan individual ternyata sama sekali tidak memadai untuk menerangkan penyebab kemiskinan. Oleh karena iu, pendekatan struktural akan sangat menarik perhatian kita.
Dalam pendekatan struktural, penyebab kemiskinan terutama disebabkan oleh struktur masyarakat dan Negara, yaitu meliputi masalah sosial, budaya dan politik. Seringkali struktur masyarakat kita terbentuk sebagai suatu struktur yang menguntungkan sedikit orang tetapi merugikan banyak orang lainnya. Ini adalah suatu struktur yang tidak adil di Indonesia khususnya, struktur yang tidak adil ini atau bisa kita sebut sebagai ketidakadilan sosial yang berdiri hamper di semua lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sehingga ketidakadilan itu bagaikan udara yang mau tidak mau harus kita hirup setiap hari. Dari perspektif ini kita bisa memahami mengapa pedagang asongan itu tidak dapat keluar dari kemiskinannya.
Ternyata ketidakmampuannya dalam mengembangkan usahanya bukanlah semata-mata karena kesalahannya sendiri karena ia bodoh dan tak berpendidikan. Tetapi jauh lebih dalam dari itu, yang sebenarnya menyebabkan ia tidak berpendidikan dan bodoh adalah struktur masyarakat yang tidak adil dan pemerintah yang tidak peduli. Seharusnya masalah pendidikan adalah tanggungjawab pemerintah, tidak memiliki uang bukan alasan bagi seseorang tidak bisa menikmati pendidikan. Perintah seharusnya menciptakan suatu sistem pendidikan yang memungkinkan orang yang paling miskin pun bisa menikmati pendidikan sampai ke jenjang yang paling tinggi. Bukannya malah melanggengkang diskriminasi yang membatasi kaum miskin untuk menikmati pendidikan yang sangat dibutuhkan dan diinginkan.
Kembali pada pedagang asongan tadi, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kemiskinan ternyata tidak semata-mata disebabkan oleh faktor individual melainkan terutama sebenarnya oleh faktor struktural. Dan faktor struktural ini begitu besar mengambil peran dalam penciptaan kemiskinan, karena ia meliputi semua orang yang ada di dalamnya. Faktor ini berada di luar diri individu sehingga dalam banyak hal tida bisa dikendalikan oleh individu tersebut, tetapi sangat mempengaruhi individu tersebut.
Jadi, apa itu kemiskinan dan bagaimana mengatasinya?
“Apa itu kemiskinan?” adalah sangat penting untuk kita jawab, karena dari jawaban kita itulah kemudian kita dapat merumuskan metode-metode dan program-program untuk mengatasinya. Jawaban kita terhadap pertanyaan itu merupakan identifikasi kita terhadap persoalan dan esensi kemiskinan, yang mana hal itu akan menjadi penentu tepat tidaknya program dan metode yang kita pakai untuk mengatasinya. Apa itu kemiskinan? Ada dua pandangan yang saat ini dianut oleh para pecinta keadilan yang memperjuangkan penghapusan kemiskinan, yaitu yang pertama pemahaman kemiskinan sebagai kekurangan dan yang kedua pemahaman kemiskinan sebagai keterbatasan.
Kemiskinan sebagai kekurangan adalah suatu pemahaman yang memandang orang miskin adalah orang yang sepenuhnya memiliki berbagai kekurangan. Dalam pemahaman ini, letak kemiskinan tukang becak adalah terletak pada ketidakmampuannya dalam memenuhi kebutuhan pokoknya seperti sandang, pangan, dan papan bagi keluarganya. Demikian juga dilihat kemiskinan para pedagang asongan, pengamen, dan pengemis yang kita bicarakan di atas. Pemahaman mengenai kemiskinan yang seperti ini akan memunculkan program pengentasan kemiskinan yang hanya berorientasi pada membantu orang-orang miskin tersebut dalam memenuhi kekurangan-kekurangan mereka. Salah satu program pengentasan kemiskinan yang pernah dilakukan oleh Kepala Lingkungan Sei Agul adalah dengan cara memberikan bantuan sembako kepada warga yang dikatakan berada pada ekonomi lemah.
“Kemiskinan dalam pengertian konvensional pada umumnya (income) komunitas yang berada di bawah satu garis kemiskinan tertentu. Oleh karena itu, sering sekali upaya pengentasan kemiskinan hanya bertumpu pada upaya peningkata pendapatan komunitas tersebut. pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa pendekatan permasalahan kemiskinan dari segi pendapatan saja tidak mampu memecahkan permasalahan komunitas. Karena permasalahan kemiskinan komunitas bukan hanya masalah ekonomi namun meliputi berbagai masalah lainnya. Kemiskinan dalam berbagai bidang ini disebut dengan “kemiskinan plural.”
Pemahaman yang kedua adalah kemiskinan sebagai keterbatasan. Dalam pemahaman ini kemiskinan dilihat sebagai halangan, rintangan, atau penindasan yang menyebabkan seseorang tidak bisa melakukan atau bergerak dengan leluasa mencapai apa yang ia inginkan. Kemiskinan adalah pengalaman ketidakberdayaan dan ketergantungan.
Seperti yang telah dicontohkan dalam pokok kemiskinan mutlak, kemiskinan menyebakan seseorang tidak bisa mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya atau menggapai cita-citanya. Kemiskinan benar-benar berupa batu besar yang menghalangi langkah maju seseorang. Kemiskinan seperti ini terutama berada dalam bentuk struktur yang tidak adil. Ketidaberdayaan dan ketergantungan dengan sistem dan struktur yang tidak adil itu membuat kita selalu dirugikan (paling tidak kita tidak mendapat keuntungan seperti yang bisa didapat oleh orang-orang yang diuntungkan oleh sistem yang tidak adil itu) dalam setiap apa yang kita usahakan. Namun demikian kita tidak bisa melawan atau bertindak seakan-akan struktur itu tidak ada. Tidak ada ruang yang tidak ditempatinya, tidak ada tempat dimana kita bisa benar-benar bebas dari pengaruh dari kekuasaannya. Mau tidak mau kita harus hidup dan melakukan segala aktifitas kita di bawah pengaruh struktur tersebut. karena struktur itu ternyata tidak menguntungkan kita dan bahkan cenderung selalu menghalangi kita untuk maju, maka struktur itu sendiri bagi orang-orang miskin yang dirugikan adalah suatu keterbatasan. Dalam struktur ini orang-orang miskin tidak mempunyai akses/jalan pintas menuju tempat lebih tinggi karena jalan yang disediakan oleh struktur itu sangat sulit, berat dan terjal, kalau bisa dikatakan bahwa jalan-jalan itu sebenarnya memang dibuat buntu sama sekali.
Usaha pengentasan kemiskinan telah dilakukan dengan pembagian sembako, BLT (Bantuan Langsung Tunai), perubahan berbagai peraturan yang tidak berpihak kepada orang miskin, dan juga program-program peningkatan pendidikan seperti peningkatan kesejahteraan guru, peningkatan fasilitas pendidikan dan beasiswa. Bahkan lebih dari itu mengenai masalah pendidikan pemerintah telah menetapkan wajib belajar enam tahun yang kemudian ditingkatkan lagi menjadi wajib belajar sembilan tahun.
Sampai di sini pertanyaan yang sudah muncul dalam pendahuluan muncul kembali; mengapa semua usaha itu sepertinya belum berbuah apa-apa? Mengapa di Indonesia masih sangat banyak orang yang hidup dalam kemiskinan? Masalahnya ada pada skala prioritas. Saat ini usaha-usaha pengentasan kemiskinan dilakukan dengan banyak macam cara dan program tetapi semuanya tidak maksimal.
Selain itu, program-program yang dibuat kebanyakan lebih bersifat sementara dan tidak berorientasi pada usaha pemutusan lingkaran setan kemiskinan.

KOMUNIKASI DALAM BISNIS

PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang berkomunikasi dengan sesamanya melalui berbagai media komunikasi yang berbentuk media elektronik maupun media non-elektronik. Media elektronik yang lazim dikenal adalah media audio-visual (televise), intercom, internet, teleconference, videoconference, telepon biasa (fixed line), dan telepon genggam/selular (mobile). Sedangkan media non-elektronik diantaranya adalah bahasa isyarat, surat-menyurat, surat kabar (Koran), majalah, dan tabloid.
Dalam dunia bisnis, orang-orang yang ada dalam organisasi di dalamnya tidak dapat lepas dari kegiatan komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi merupakan faktor yang sangat penting untuk pencapaian tujuan suatu organisasi atau manajemen.
PEMBAHASAN
Manajemen adalah komunikasi. Setiap fungsi manajemen dan aktivitas pasti melibatkan beberapa bentuk komunikasi baik langsung maupun tidak langsung. Apakah ketika melakukan perencanaan dan pengorganisasian atau pengarahan dan kepemimpinan para manajer mendapati diri mereka berkomunikasi dengan dan melalui orang lain. Keputusan manajemen dan kebijakan organisasi tidak akan efektif kecuali jika dipahami dengan penuh tanggungjawab oleh mereka yang akan melaksanakannya. Para ahli manajemen juga mengatasi bahwa komunikasi yang efektif adalah landasan dari perilaku organisasi yang beretika.
Banyak orang berfikir bahwa komunikasi adalah hal yang sederhana, karena orang berkomunikasi tanpa kesadaran berfikir dan upaya. Namun, biasanya komunikasi itu bersifat kompleks, dan kesempatan (peluang) untuk mengirim dan menerima pesan yang salah yang tidak terhitung.
Dua elemen umum dalam setiap situasi komunikasi adalah pengirim dan penerima. Pengirim adalah seseorang yang bermaksud mengirim sebuah gagasan atau konsep kepada orang lain, untuk mencari informasi atau untuk mengekspresikan suatu pemikiran atau emosi. Penerima adalah orang yang dikirimi pesan.
Menurut William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty, menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu system yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan (Komunikasi Bisnis, Erlangga, 2003, Drs. Djoko Purwanto, M.B.A.). Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang dengan cara lisan maupun tulisan.
Komunikasi terbagi tiga (3), yaitu:
1. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communications), merupakan bentuk komunikasi yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Komunikasi lintas budaya (intercultural/cross-cultural communication), merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih, yang masing-masing memiliki budaya yang berbeda,
3. Komunikasi bisnis, merupakan komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis.
Pada dasarnya, ada dua bentuk komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis, yaitu komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi Verbal (Verbal Communications) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan maupun lisan yang mempunyai struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik. Contoh komunikasi verbal dalam dunia bisnis adalah membuat dan mengirim surat pemesanan barang (order) kepada pihak lain.
Pada umumnya, untuk mengirimkan pesan-pesan bisnis, orang lebih senang berbicara (speaking) daripada menulis (writing) suatu pesan. Alasannya, komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis, dan cepat dalam penyampaian pesan-pesan bisnis. Bagi para pelaku bisnis, penyampaian pesan dengan tulisan relatif jarang. Penerima pesan berdasarkan alasan ini menggunakan indera pendengaran. Mendengarkan (listening) melibatkan keterampilan memahami baik fakta maupun perasaan untuk mengintrepertasikan arti pesan sesungguhnya. Setelah mendengar, seseorang baru dapat memberi tanggapan yang benar. Meskipun demikian, bukan berarti komunikasi lewat tulisan tidak penting. Hal ini karena tidak semua hal bisa disampaikan secara lisan. Adapun bentuk-bentuk komunikasi tertulis dalam dunia bisnis mencakup surat-surat bisnis, memo, dan laporan.
Orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih suka mencari atau memperoleh informasi tetapi jarang menyampaikan informasi. Untuk melakukan hal tersebut, memerlukan keterampilan mendengan (listening) dan membaca (reading).
Komunikasi Non Verbal mengacu kepada pesan yang dikirim melalui tindakan dan perilaku yang manusiawi daripada sekedar kata-kata. Komunikasi Non Verbal (Non Verbal Communications) merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi nonverbal. Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, manusia telah menggunakan gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Contoh perilaku yang menunjukkan komunikasi nonverbal adalah menggelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak atau keheranan. Komunikasi nonverbal kebanyakan terjadi pada saat tatap muka.
Pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang lain, baik rasa senang, benci, cinta, rindu dan berbagai macam perasaan lainnya. Pada umumnya, bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur yang membuat komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari. Sebagai contoh, seseorang akan mengalami kesulitan bila menyuruh orang lain untuk mengambil buku kerja di suatu tempat yang terdapat beragam warna maupun judul bukunya dengan menggunakan bahasa nonverbal.
Komunikasi nonverbal juga lebih bersifat spontan dibandingkan dengan komunikasi verbal dalam hal penyampaian suatu pesan. Pada umumnya, sebelum menyampaikan sesuatu, seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin dikatakan.
Kebaikan dari komunikasi nonverbal adalah kesahihannya (reliabilitas). Hal ini berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat. Orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata daripada menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang, dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya dengan cepat.
Meskipun komunikasi nonverbal dapat berdiri sendiri, namun seringkali berkaitan dengan ucapan (lisan). Komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan, yaitu:
1. menyediakan/memberikan informasi,
2. mengatur alur suatu percakapan,
3. mengekspresikan emosi,
4. memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan verbal,
5. mengendalikan atau mempengaruhi orang lain.
6. mempermudah tugas-tugas khusus.
Dalam dunia bisnis, komunikasi nonverbal dapat membantu menentukan kredibilitas dan potensi kepemimpinan seseorang. Dengan kata lain, seorang manajer (pemimpin) sekaligus harus dapat menjadi komunikator yang baik. Ia harus tahu bagaimana menyampaikan pesan-pesan bisnis yang harus disampaikan.
Komunikasi memerlukan proses yang cukup panjang. Menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thil dalam Business Communication Today, proses komunikasi (communication process) terdiri atas enam tahap, yaitu:
1. pengirim mempunyai ide atau gagasan,
Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, maka pengirim pesan harus menyiapkan ide apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain (audiens). Pesan adalah rumusan berwujud dari gagasan yang dikirim kepada penerima. Persepsi adalah hal yang unik, ide yang disampaikan seseorang mungkin akan ditafsirkan secara berbeda oleh orang lain. Seorang komunikator yang baik harus dapat menyaring hal-hal yang tidak penting atau tidak relevan, dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang memang penting dan relevan. Dalam dunia komunikasi, proses tersebut dikenal sebagai abstraksi (abstraction).
2. pengirim mengubah ide tersebut menjadi sebuah pesan,
Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesa harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya personal, dan latar belakang budaya.
3. pengirim menyampaikan pesan,
Rantai saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan terkadang relative pendek, namun ada juga yang cukup panjang. Panjang-pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan. Bila pesan yang panjang disampaiakn secara lisan, pesan tersebut bisa bertentangan dengan pesan aslinya. Di samping itu, dalam menyampaikan suatu pesan, berbagai media komunikasi dapat digunakan, media tulisan maupun lisan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan jenis atau sifat pesan yang akan disampaikan. Selain itu, pengirim juga harus memilih simbol yang digunakan untuk mengirim pesan.
4. penerima menerima pesan,
Komunikasi antaraseseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menrima pesan tersebut. Jika seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila penerima surat telah membaca dan memahami isinya.
5. penerima menafsirkan pesan,
Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat manafsirkan pesan dan menerjemahkan simbol yang digunakan dalam pesan untuk menginterpretasikan arti. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.
6. penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim.
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu proses komunikasi. Feedback merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara tertentu terhadap pengirim pesan.
Umpan balik memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena memberikan kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Selain itu, adanya umpan balik dapat menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikai, misalnya perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara emosional.
Tidak semua proses komunikasi itu dapat berjalan dengan lancar. Salah satu ketidaklancaran proses komunikasi yang dilakukan adalah munculnya kesalahpahaman. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor penghambat komunikasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah utama. Masalah tersebut adalah:
1. Masalah dalam mengembangkan pesan.
Sumber masalah potensial dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam memformulasikan suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan suatu pesan dapat mencakup antara lain munculnya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau masih asing dengan audiens, adanay pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
2. Masalah dalam menyampaikan pesan.
Komunikasi dapat juaga terganggu karena munculnya masalah dalam mendapatkan pesan dari pengirim ke penerima. Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah faktor fisik. Misalnya, pada saat menggunakan sound system terdapat sambungan kabel yang kurang baik (antara tersambung dan tidak, sehingga muncul suatu grak-grek), kualitas suara sound system yang kurang baik, lampu penerangan tiba-tiba padam, audiens terhalang oleh pilar (tiang bangunan), dan tidasan surat yang tak terbaca.
Jika anda sedang menyampaikan presentasi makalah atau kertas kerja, sebaiknya memilih tempat yang memungkinkan audiens dapat melihat dan mendengar dengan jelas apa yang disampaikan.
Masalah lain yang muncul dalam penyampaian suatu pesan adalah bila dua buah pesan yang disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan atau bermakna ganda. Bila dua buah pesan disampaikan melalui saluran penghubung yang cukup panjang. Orang terakhir yang menerima pesan mungkin hanya dapat menangkap sebagian kecil saja dari orang yang pertama atau bahkan pesan yang disampaikan bisa jadi bertentangan dengan pesan aslinya.

3. Masalah dalam menerima pesan.
Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang teran, dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi penerima.
Dalam beberapa kasus, gangguan atau masalah penerimaan pesan dapat muncul berkaitan dengan kesehatan si penerima pesan. Mislnya, pendengaran yang kurang baik, penglihatan yang mulai kabur atau bahkan sakit kepala, juga dapat mengganggu penerima dalam menerima suatu pesan. Meskipun hal tersebut tidak memblok (menghambat) jalur komunikasi secara total, tetapi dapat mengurangi konsentrasi si penerima pesan. Barangkali gangguan yang paling umum terjadi adalah kurangnya konsentrasi selama melakukan komunikasi.
4. Masalah dalam menafsirkan pesan.
Meskipun suatu pesan mungkin hilang selama proses penyampaian pesan terjadi, namun masalah terbesar adalah pada mata rantai terakhir, di mana suatu pesan ditafsirkan oleh penerima pesan. Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa, dan pernyataan emosional, dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan.
Seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki pengalaman dan harapan yang serupa, maka apa yang dia katakana secara otomatis cocok dengan kerangka berfikir dirinya. Bila seseorang menghadapi orang yang memiliki latar belakang berbeda, apa yang dia katakana mungkin akan ditafsirkan dari sudut pandang yang berbeda. Masalah dalam memahami pesan-pesan sebenarnya terletak pada bahasa, yang menggunakan kata-kata sebagai simbol untuk menggambarkan suatu kenyataan.
Suatu hal yang cukup menarik bahwa seseorang mungkin bereaksi secara berbeda terhadap kata yang sama pada keadaan yang berbeda. Suatu pesan yang jelas dan dapat diterima di suatu kondisi, namun dalam situasi yang berbeda suatu kata dapat membingungkan. Hal ini tergantung pada hubungan emosional antara penerima dan pengirim pesan.
Dalam melakukan komunikasi, kadang-kadang hasilnya tidak sesuati dengan apa yang kita harapkan. Dengan kata lain, komunikasi yang kita lakukan tidak bisa efektif, tidak mencapai sasaran dengan baik. Untuk melakukan komunikasi yang efektif memerlukan beberapa hal, yaitu:
- Persepsi,
Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Bila prediksinya tepat, audiens akan membaca dan menerima tanggapannya dengan benar. Audien sebagai penerima pesan, lalu akan mengantisipasi reaksi mereka, dengan tetap melakukan penyesuaian untuk menghindari kesalahpahaan dalam komunikasi yang dilakukan.
- Ketepatan,
Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir. Agar komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, maka seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir mereka. Apabila hal itu diabaikan, maka yang muncul adalah miscommunications.

- Kredibilitas,
Komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa para audiensnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Demikian juga sebaliknya, komunikator harus mempunyai suatu keyakinan akan inti pesan dan maksud yang ingin mereka sampaikan.
- Pengendalian,
Audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi mereka dapat membuat komunikator tertawa, menangis, bertindak, mengubah pikiran, atau lemah lembut. Hal ini ditentukan oleh intensitas reaksi yang dilontarkan audiens terhadap apa yang disampaikan oleh komunikator. Sebaliknya, reaksi audiens tergantung pada berhasil atau tidaknya komunikator mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi.
- Keharmonisan,
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan audiens, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannay. Seorang komunikator yang baik juga akan menghormati dan berhasil memberi kesan yang baik kepada audiensnya.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
1. Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati,
Langkah pertama yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi adalah memperhatikan maksud dan tujuan berkomunikasi dan audiens yang dituju. Katakan apa yang dikehendaki audiens, gunakan bahasa yang jelas, dan mudah dipahami, tidak bertele-tele, jelaskan poin yang penting, dan jangan lupa tekankan dan telaah ulang poin-poin yang penting.
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
Melalui pemilihan saluran komunikasi yang hati-hati, komunikator dapat membuat audiensnya lebih mudh memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan. Penyampaian pesan dengan cara lisan (oral) akan efektif bila lokasi atau tempat penyampaian pesan memiliki kondisi yang teratur, rapi dan nyaman, ruangan yang sejuk, dan sebagainya.
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan.
Agar pemberian umpan balik tersebut memberikan suatu manfaat yang cukup berarti, cara dan waktu penyampaiannya harus direncanakan dengan baik. Kalau komunikator menghendaki umpan balik yang cepat, dapat dipilih sarana komunikasi yang cepat, misalnya melalui tatap muka atau melalui telepon. Tetapi, bila mpan balik yang cepat terlalu dipentingkan, sarana tulisan (surat) dapat menjadi alternatif yang baik untuk menyampaikan pesan.

PENUTUP
Komunikasi dalam dunia bisnis merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Tetapi, seringkali orang mengabaikan arti pentingnya komunikasi dalam dunia bisnis. Saluran komunikasi formal adalah saluran apa yang mengalir dalam rantai komando atau tanggungjawab tugas yang didefinisikan oleh organisasi.
Secara garis besar, ada dua bentuk komunikasi yang paling mendasar, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan baik melalui tulisan maupun lisan, misalnya dalam bentuk surat, laporan, memo, rapat kerja, dan sejenisnya. Sedangkan komunikasi nonverbal merupakan komuniksi yang digunakan tidak lewat tulisan maupun lisan, seperti menggunakan bahasa isyarat (body language), symbol, uniform, ekspresi wajah, lambing (logo) perusahaan, jarak saat berbicara, dan warna.
Dalam kaitannya dengan proses komunikasi, ada lima tahapan yang perlu diperhatikan yaitu adanya ide atau gagasan, mengubah ide ke dalam suatu pesan, menyampaikan pesan, penerimaan pesan, menafsirkan pesan, dan memberikan respons dan umpan balik (feedback).
Dalam komunikasi seringkali muncul kesalahpahaman baik dalam mengembangkan pesan, menyampaikan pesan, dalam menerima pesan, maupun dalam menafsirkan suatu pesan. Kesalahpahaman dalam berkomunikasi dapat diatasi dengan memperhatikan persepsi lawan bicara, ketepatan penyampaiannya, kredibilitas pengirim pesan, dan kemampuan mengendalikan pesan.
Jadi, komunikasi (communication), adalah proses dimana informasi dipertukarkan dan dimengerti oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku.

DAFTAR PUSTAKA
Richard. 2003. Manajemen, Erlangga: Jakarta.

Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis. Erlangga: Jakarta.

Kreitner, Robert, dkk. 2005. Perilaku Organisasi (Organization Behaviour), Salemba Empat: Jakarta.

Veithzal. 2004 Kiat Memimpin dalam Abad ke-21. Radja Grafindo: Jakarta.

Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Bisnis: Bumi Aksara.

Robbins, Stephen. 2002. Perilaku Organisasi. Printice Hall: Jakarta.

STUDI MASYARAKAT INDONESIA

Study masyarakat Indonesia = suatu teknik untuk mempelajari masyarakat Indonesia secara
global.

Tujuannya :
Passing over (melintas batas), memampukan kita untuk beradaptasi.

Masyarakat secara etimology berasal dari akar kata bahasa arab yaitu “syaraka” yang berarti ikut serta atau berpartisipasi.
Dalam bahasa Arab, masyarakat berarti “saling bergaul”
Dalam bahasa Inggris, society
Dalam bahasa Latin, socius
Dalam bahasa Arab, Mujtama

Masyarakat = sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi antar sesame.
Contoh; kumpulan mahasiswa di kampus.

Perkumpulan orang-orang yang menonton pertandingan sepak bola tidak dapat dikatakan sebagai masyarakat karena perkumpulan tersebut hanya terjadi sesaat (tidak terus menerus).

Yang membuat satu-kesatuan manusia menjadi masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupuannya dalam batas kesatuan yaitu:
- adat istiadat yang khas
- kontinuitas/ berkesinambungan/ terus-menerus
- mempunyai norma-norma dan hukum-hukum
- interaksi/ saling ketergantungan yang dinamis
- suatu rasa identitas yang kuat

Dalam kehidupan bermasyarakat ada kita kenal berbagai istilah sosial, yaitu permbedaan/ penggolongan dilakukan oleh pihak luar kategori itu sendiri dengan suatu maksud praktis tertentu.

Kategori itu terbagia atas;
- kategori ibu RT
- kategori pendidikan (SD, SMP, SMA)
- kategori pekerja (formal dan non formal; PNS, Pegawai Swasta)
- kategori usia pernikahan (wanita 18 tahun)
- kategori pemilihan (PEMILU, PILKADA)

Suatu kategori sosial tidak terikat oleh kasatuan; adat; sistem nilai; norma; tidak mempunyai lokasi, organisasi, pimpinan.

Golongan sosial. Pembedaan golongan yang dibentuk oleh masyarakat itu sendiri yaitu lapisan/ kelas sosial.

Kelompok dan perkumpulan. Kata kuncinya adalah “makin besar dan kompleksi masyarakat itu maka makin banyak juga kelompok dan perkumpulan di dalamnya”.

Pranata dan Lembaga.
Pranata = sistem norma/ aturan-aturan yang mengenai aktivitas suatu masyarakat yang khusus. Lembaga (institusi) = badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas masyarakat.

Kesatuan hidup setempat ► community ► komunitas

Komunitas berbeda dengan kelompok kekerabatan.

Komunitas ► kesatuan social.

Komunitas itu merupakan kesatuan yang tidak hanya ada karena ikatan kekerabatan tetapi karena ikatan tempat kehidupan.

Sifat dari komunitas ada 3, yaitu; wilayah, cinta wilayah, kepribadian kelompok.

Wilayah = suatu tempat/ tutorial dimana masyarakat itu berada.

KOMUNITAS KECIL
Komunitas kecil = kelompok-kelompok dimana warganya semuanya masih bisa saling kenal mengenal dan saling bergaul
Karena sifatnya yang kecil, maka bagian-bagian kelompok tidak ada keberagaman.
Komunitas kecil = kelompok dimana manusia dapat menghayati sebagian besar dari lapangan-lapangan kehidupannya secara bulat.

Bentuk-bentuk komunitas dalam masyarakat;
1. kelompok berburu atau band yang hidup berpindah-pindah.
2. desa atau village (rural) merupakan suatu kelompok hidup kecil yang menetap dalam suatu wilayah tetap (desa-desa merupakan pusat-pusat kehidupan para petani)
3. perkotaan (urban) merupakan suatu kelompok hidup yang didasarkan atas asas daya guna.

Solidaritas komunitas;
1. prinsip timbal balik
Sebagai penggerak masyarakat dalam komunitas kecil sering tampak adanya saling tolong-menolong yang besar, sehingga sering seluruh kehidupan masyarakat tersebut berdasarkan rasa yang terkandung dalam jiwa bangsanya. Kata kuncinya; “tanpa bantuan sesamanya, orang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya”. Dalam prinsip ini, ada 3 rasa yaitu: rela, spontan dan balasa jasa.
2. prinsip gotong-royong tolong-menolong
Macam-macamnya ialah: aktivitas pertanian, sawah, lading; aktivitas sekitar rumah; aktivitas pesta dan upacara adapt; aktivitas peristiwa kecelakaan, bencana, kemalangan (kematian)
3. gotong royong
Aktivitas untuk menyelesaikan proyek tertentu yang berguna untuk umum.
4. solidaritas dalam masyarakat perkotaan yang serba kompleks.
Orang tidak amat perlu lagi akan sesamanya karena lapangan-lapangan keperluan hidup individu itu banyak terbagi dalam berbagai macam lembaga atau institusi dan organisasi yang dapat mengurusi segala keperluannya. (contoh; catering).

Ciri-ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk ditandai dengan perbedaan;
1. suku bangsa,
2. adat istiadat,
3. sifat kedaerahan, dan
4. agama.
Meskipun demikian, semua itu terangkum dalam “BHINNEKA TUNGGAL IKA”

Senin, 12 Oktober 2009

METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH)

MAKALAH
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
METODE PROBLEM SOLVING


disusun oleh;
KELOMPOK : 7
1. SURYA NINGSIH 071277110005
2. SUJARWO 071277110011
3. RIKA WARTINI 071277110009
4. WINDA SYAFRIZA 071277110017
5. RIMA PURNAMA RITONGA 071277110076

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIMED
2009

PENDAHULUAN
Dalam kegiatan belajar mengajar dan cara menentukan metode yang sesuai dengan tujuan dan kondisi psikologi anak didik. Pembahasan berikut ini akan membahas mengenai metode pemecahan masalah. Dengan adanya uraian ini pembaca akan mendapatkan gambaran mengenai metode tersebut.
Belajar pemecahan masalah terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan. Proses pemecahan masalah selalu bersegi jamak dan satu sama lain saling berkaitan.
Adapun bagian-bagian yang akan disinggung dalam makalah ini adalah pengertian dari metode pemecahan masalah, langkah penggunaannya, kelebihan dan kekurangannya dan hal-hal lain yang berkaitan.
Mungkin dalam penulisan makalah ini terdapat ketidaksempurnaan dan kekurangan mengenai pembahasan. Penulis mengharapkan masukan atas makalah ini untuk kesempurnaannya di lain waktu.
Terima kasih.

PEMBAHASAN
Strategi Belajar Mengajar adalah pola-pola umum kegiatan guru - anak didik dlm perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan mempelajari Strategi Belajar Mengajar berarti setiap guru mulai memasuki suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yg bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pembelajaran. Sehingga bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dipahami dan diaplikasikan siswa dengan tuntas. Pembelajaran pada hakekatnya adalah kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, ini berarti bahwa proses pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar. Siswa dalam kondisi belajar dapat diamati dan dicermati melalui indikator aktivitas yang dilakukan, yaitu perhatian fokus, antusias, bertanya, menjawab, berkomentar, presentasi, diskusi, mencoba, menduga, atau menemukan. Sebaliknya siswa dalam kondisi tidak belajar adalah kontradiksi dari aktivitas tersebut, mereka hanya berdiam diri, beraktivitas tak relevan, pasif, atau menghindar. Hal ini berarti dalam pelaksanaan pembelajaran pikiran siswa fokus pada materi belajar dan tidak memikirkan hal di luar itu, pengembangan pikiran tentang materi bahan ajar dilakukan dengan melakukan dan mengkomunikasikannya agar menjadi bermakna (Peter Sheal, 1989).
Belajar yang sesungguhnya tidak menerima beegitu saja konsep yang sudah jadi, akan tetapi siswa harus memahami bagaimana dan dari mana konsep tersebut terbentuk melalui kegiatan mencoba dan menemukan. Karena belajar berkonotasi pada aktivitas siswa, sedangkan aktivitas individu dapat dipengaruhi oleh kondisi emosional, maka sepantasnya suasana pembelajaran yang kondusif dalam keadaan nyaman dan menyenangkan (De Porter, 1992), inilah tugas seorang guru sebagai pendidik. Dengan suasana yang kondusif maka muncullah motivasi dan kreativitas, kondisi inilah cikal bakal aktivitas belajar dengan indikator tersebut di atas. Hal ini sesuai dengan istilah pembelajaran dengan prinsip Pakem, yaitu Pembelajaran Pktif, Kreatif, dan Menyenangkan. Sebagai alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, dalam menyusun RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) , penulis menawarkan untuk digunakan suatu model atau pendekatan pembelajaran sehingga siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip membelajarkan dan memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa. Dengan prinsip pembelajaran seperti itu, pengetahuan bukan lagi seperangkat fakta, konsep, dan aturan yang siap diterima siswa, melainkan harus dikontruksi (dibangun) sendiri oleh siswa dengan fasilitasi dari guru. Siswa belajar dengan mengalami sendiri, mengkontruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Siswa harus tahu makna belajar dan menyadarinya, sehingga pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya dapat dipergunakan untuk bekal kehidupannya. Di sinilah tugas guru untuk mengatur strategi pembelajaran dengan membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan yang baru dan memanfaatkannya. Siswa menjadi subjek belajar sebagai pemain dan guru berperan sebagai pengatur kegiatan pembelajaran (sutradara) dan fasilitator. Pembelajaran dengan cara seperti di atas, yaitu dengan cara guru melaksanakan pembelajaran yang dimulai atau dikaitkan dengan dunia nyata yaitu diawali dengan bercerita atau tanya-jawab lisan tentang kondisi aktual dalam kehidupan siswa (daily life), kemudian diarahkan dengan informasi melalui modeling agar siswa termotivasi, questioning agar siswa berfikir, constructivism agar siswa membangun pengertian, inquiry agar siswa bisa menemukan konsep dengan bimbingan guru, learning community agar siswa bisa dan terbiasa berkolaborasi-berkomunikasi berbagi pengetahuan dan pengalaman serta berkolaborasi, reflection agar siswa bisa mereview kembali pengalaman belajarnya untuk koreksi dan revisi, serta authentic assessment agar penilaian yang diberikan menjadi sangat objektif. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-model tersebut di atas, ini tidak sulit kalau sudah terbiasa, yang penting ada kemauan kuat untuk mengubah dan meningkatkan kualitas diri. Kurikulum berbasis kompetensi menuntut pelaksanaan pembelajaran model tersebut, karena orientasinya pada proses sehingga siswa memiliki kompetensi kemampuan, dan keterampilan yang tidak sekedar mengetahui dan memahami. Jangan lupa bahwa kondisi emosional individu akan mempengaruhi pemikiran dan perilakunya, oleh karena itu model pembelajaran tersebut akan terlaksana dengan optimal jika guru mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman dan menyenangkan.
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Belajar pemecahan masalah terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan, misalnya: mengapa harga bahan bakar minyak naik, mengapa minat masuk perguruan tinggi menurun. Proses pemecahan masalah selalu bersegi jamak dan satu sama lain saling berkaitan.
Urutan jenis-jenis belajar tersebut merupakan tahapan belajar yang bersifat hierarkis. Jenis belajar yang pertama merupakan prasyarat bagi berlangsungnya jenis belajar berikut. Seorang individu tidak akan mampu melakukan belajar pemecahan masalah apabila individu tersebut belum menguasai belajar aturan, konsep, membedakan, dan seterusnya.
Metode Problem Solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Belajar Pemecahan Masalah mengacu pada proses mental individu dalam menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah itu melalui proses berpikir yang sistematis dan cermat. Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buu, meneliti, bertanya, dan lain-lain.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua diatas.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betu-bet yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas diskusi, dan lain-lain.
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

Catatan: Metode problem solving akan melibatkan banyak kegiatan sendiri dengan bimbingan dari para pengajar.
Metode Problem Soving mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
1. Kelebihan Metode Problem Solving
a. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakana bagi kehidupan manusia.
c. Metode ini merangsang pegembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan.
d. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
e. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
f. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
g. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.

2. Kekurangan Metode Probem Solving
a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok untuk SLTP, SLTA, dan PT saja. Padahal, untuk siswa SD sederajat juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berpikir anak.
b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
d. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
Agar siswa dapat berhasil dalam belajar pemecahan masalah, mereka harus memiliki:
1. kemampuan mengingat konsep, aturan atau hokum yang telah dipelajari. Misalnya, dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan matematika, siswa harus mampu mengingat aturan-aturan perhitungan dan dapat mengingatnya dalam waktu yang cepat,
2. inforamsi yang terorganisasi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi, serta
3. kemampuan strategi kognitid, yaitu kemampuan yang berfungsi untuk mengarahkan dan memonitor penggunaan konsep-konsep atau aturan. Misalnya kemampuan dalam memilih dan mengubah cara-cara mempelajari, mengingat, dan memikirkan sesuatu. Kemampuan ini merupakan keterampilan internal ang terorganisasi, yang memperngaruhi proses berpikir individu. Contoh kemampuan strategi kognitif adalah cara menganalisis masalah, teknik berpikir, pendekatan masalah, dan sebagainya. Fungsi dari strategi kognitif adalah memecahkan masalah secara praktis dan efisien.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar pemecahan masalah, guru hendaknya mengajukan berbagai permasalahan yang menarik. Masalah yang menarik bagi siswa adalah sesuatu yang baru. Dalam arti, masalah tersebut belu pernah disampaikan kepada siswa. Di samping itu, masalah yang diberikan hendaknya berada dalam jangkauan siswa, yakni sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka miliki.
Agar siswa berhasil dalam belajar pemecahan masalah, guru hendaknya memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa. Petunjuk tersebut dapat berupa pertanyaan yang diajukan untuk mengingat kembali konsep, hokum, atau aturan yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Petunjuk tersebut dapat juga berupa bimbingan dalam mengarahkan pemikiran siswa.


DAFTAR PUSTAKA

http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/16/metode-pemecahan-masalah-problem-solving/

Bahri, Syaiful, dkk. 1995. Strategi BELAJAR MENGAJAR. Banjarmasin. RINEKA CIPTA

http://educare.e-fkipunla.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=3

Winataputra, Udin, dkk. Teori Belajar dan Pembelajarn. Jakarta. Universitas Terbuka